qinarraya.com, Denpasar – Jembatan secara umum adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai, danau, saluran irigasi, jalan kereta api, jalan raya yang melintang tidak sebidang dan lain-lain. Jembatan juga berperan dalam menjaga konektivitas sistem jaringan jalan.
Perletakan jembatan memiliki beberapa fungsi yaitu memikul dan menyalurkan beban dari struktur atas ke struktur bawah tanpa terjadi kerusakan, serta memungkinkan pergerakan baik perpindahan dan atau perputaran, mengekang pergerakan pada salah satu atau dua arah. Untuk mencapai persyaratan tingkat gerakan dan perputaran tertentu, perlu dibuat kombinasi dari beberapa jenis perletakan. Tiap elemen dari keseluruhan mengizinkan gerakan tertentu dan karakteristik tumpuan beban tertentu (misalnya perletakan geser sederhana mengizinkan perpindahan dengan tekanan pada perletakan pot agar juga menyediakan perputaran). Salah satu jenis perletakan jembatan yang banyak digunakan adalah tipe perletakan elastomer (elastomer bearings).
Perletakan jembatan (elastomer) merupakan salah satu komponen dalam struktur jembatan yang ditempatkan di antara dek jembatan dan pilar jembatan dengan tujuan untuk mentransfer tegangan dari struktur bagian atas jembatan ke struktur bagian bawah jembatan dan mengakomodasi pergerakan translasional dan rotasional. Oleh karena itu, perletakan harus dirancang untuk kuat secara mekanis dan memiliki daya tahan (durability) yang sesuai sehingga dapat mendukung usaha mempertahankan umur jembatan.
Bantalan karet (elastomer) untuk perletakan jembatan merupakan sebuah blok karet yang tervulkanisasi. Bantalan karet (elastomer) juga berfungsi sebagai peredam getaran beban lalu lintas maupun gempa tanpa menyebabkan kerusakan pada abutment dan pilar jembatan. Karena pentingnya fungsi jembatan, maka jembatan harus mempunyai sistem konstruksi yang kuat dan tahan lama, serta tidak mudah rusak. Penggunaan bantalan karet (elastomer) untuk perletakan jembatan merupakan bagian yang penting dalam konstruksi suatu jembatan.
Seiring dengan masa layan dari jembatan, bantalan karet (elastomer) akan mengalami kerusakan akibat perubahan bentuk dan degradasi kualitas material yang tentunya akan berpengaruh terhadap fungsinya. Beberapa factor penyebab kerusakan pada bantalan karet (elastomer), yaitu :
- factor usia,
- factor cuaca,
- factor lingkungan
- beban lalulintas yang melintas di atas jembatan.
Menurut Binamarga (2017) dalam ketentuan desain jalan-jembatan disebutkan bahwa umur rencana jembatan standar ditetapkan selama 50 tahun. Bantalan karet (elastomer) harus dirancang sesuai umur rencana jembatan. Namun demikian, masa layan dari bantalan karet (elastomer) hanya berkisar setengah dari umur rencana jembatan. Apabila tidak dirancang sesuai umur rencana jembatan, maka jembatan harus dilengkapi dengan fasilitas untuk penggantian dan pemeliharaan elemen perletakan atau bantalan karet (elastomer).
Perancangan bantalan elastomer tipe berlapis dengan perkuatan pelat baja membutuhkan keseimbangan kekakuan untuk menopang beban tekan yang besar dan untuk mengakomodasi translasi dan rotasi. Untuk bantalan karet yang dirancang menggunakan elastomer yang relatif lentur dengan nilai modulus geser (G), di antara 0.6 MPa dan 1.3 MPa dan faktor bentuk yang sesuai, dan kekerasan nominal karet harus berada diantara 50 dan 60 dalam skala Shore “A”. Tebal bantalan tergantung pada besarnya pergerakan yang disyaratkan. Regangan geser akibat translasi harus dibatasi kurang dari 0.5 mm/mm untuk mencegah guling dan kelelahan yang berlebihan. Ketebalan total elastomer, harus dirancang dua kali lebih besar dari translasi rencana.
Dalam perencanaan ada beberapa karakteristik bantalan karet (elastomer) yaitu :
- Terdiri dari dua atau lebih lapisan elastomer dan pelat baja yang bekerja secara komposit, seperti ditunjukkan pada Gambar 9.
- Tipikal beban maksimum pada arahvertikalsebesar 5000 kN
- Membutuhkan modifikasi untuk dapat menahangayamemanjang jembatan
- Membutuhkan modifikasi untuk dapat menahangayamelintang jembatan
- Tipikal perpindahanmaksimum sebesar 50 mm
- Memungkinkanperputaran
- Baik untuk menahan beban gempa sebagai peredam (buffer).
Bantalan elastomer yang telah selesai diproduksi harus diuji untuk mengetahui pemenuhan kriteria terhadap spesifikasi sesuai yang diatur dalam SNI 3967:2008, meliputi pengujian fisik (bahan) dan pengujian mekanik (pembebanan).
Perletakan adalah komponen penting, dan memerlukan pemeliharaan secara berkala. Bagaimanapun biaya ekonomis total jembatan sepanjang umurnya merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan perletakan pada suatu jembatan.
Sumber :
- &. M. A. S. Supriyadi, Jembatan 1st ed., Yogyakarta: Beta Offset, 2007.
- M . Kaczinski, Steel Bridge Design Handbook: Bearing Design, Pittsburg: HDR Engineering, Inc., 2012.
- Mentri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia, Surat Edaran Nomor : 10/SE/M/2015, Tentang Pedoman Perancangan Bantalan Elastomer Untuk Perletakan Jembatan.