Pemanfaatan Shoring System Sebagai Penyangga Dongkrak Hidrolik dalam Penggantian Karet Bantalan (Elastomer) Jembatan

Pada artikel sebelumnya, kita membahas bagaimana proses penggantian bantalan karet (elastomer) jembatan dengan kondisi terdapat tumpuan/fasilitas pemeliharaan dan penggantian bantalan pada pier head maupun abutment jembatan, lalu pada kesempatan kali ini kita akan membahas bagaimana jika tidak terdapat tumpuan/ fasilitas pemeliharaan dan penggantian bantalan dan bagaimana jika kondisi girder jembatan dengan bentuk janggutan.

Secara sederhana untuk melakukan proses jacking up girder, kita membutuhkan tempat untuk meletakan dongkrak hidrolik.  Dongkrak hidrolik yang digunakan untuk mengangkat girder memiliki kekuatan rata-rata 100 – 250 ton bahkan lebih, penentuan kekuatan dongkrak yang digunakan bisa ditentukan dengan melakukan perhitungan total beban atau berat sendiri yang ditumpu oleh pier head maupun abutment kemudian dibagi dengan jumlah dongkrak yang dipasang, sehingga didapat angka kapasitas untuk masing-masing dongkrak.  Cara perhitungan kapasitas masing-masing dongkrak dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

(Gambar tabel contoh perhitungan penentuan kapasitas dongkrak hidrolik).

Dari tabel di atas dengan kondisi di lapangan sesuai yang tertera pada tabel maka dongkrak yang dipasang minimal memiliki kapasitas 100 ton dan dipasang secara bersamaan di atas shoring system sejumlah 5 unit dongkrak.  Dongkrak yang dipasang kemudian akan di pompa menggunakan pompa hidrolik yang tersambung ke genset.  Tekanan yang diberikan oleh pompa akan mengalir melalui selang hidrolik yang tersambung dengan dongkrak hidrolik.  Proses ini akan dilakukan secara bersamaan sebanyak 5 unit dongkrak.

Pada kondisi pierhead tidak terdapat tumpuan/ fasilitas pemeliharaan dan penggantian bantalan serta kondisi girder jembatan dengan bentuk janggutan, maka diperlukan metode shoring system dalam proses penggantian bantalan karet (elastomer) jembatan. Shoring system atau heavy duty shoring adalah sistem penyangga sementara yang dirancang untuk mendukung beban berat dalam proyek konstruksi, terutama pada struktur yang memiliki ketinggian atau beban yang besar. Sistem ini biasanya terdiri dari komponen-komponen kuat yang terbuat dari baja atau logam lainnya yang memiliki ketahanan tinggi terhadap beban dan tekanan. Shoring system dapat dimanfaatkan dalam proses penggantian bantalan karet (elastomer) jembatan yang akan berperan untuk menopang atau sebagai dudukan dari dongkrak hidrolik, sistem ini juga dirancang untuk menahan beban vertikal maupun beban lateral.

Baca Juga:  Kenali Jenis dan Bahan Waterproofing untuk Cegah Kebocoran pada Lantai dan Atap Rumah

Dalam fungsinya sebagai penyangga dongkrak hidrolik, shoring system akan dibuat dengan ketinggian tertentu dan dengan kekuatan penyangga tertentu sesuai dengan ketinggian yang mampu menjangkau bantalan karet (elastomer) jembatan dan sesuai dengan kapasitas angkat dari dongkrak hidrolik.  Shoring system akan dibuat menyerupai rangkaian yang akan diletakan memanjang di bawah pier head jembatan. Shoring system dibuat dengan menggunakan baja berat yang dilengkapi dengan bantalan pelat baja pada bagian kaki bawah yang berfungsi sebagai penahan tekanan ke tanah eksisting.  Tidak hanya sebagai penyangga dongkrak hidrolik (alat kerja) shoring system ini juga memiliki fungsi sebagai penyangga pekerja (tenaga kerja) selama proses penggantian bantalan karet (elastomer) jembatan. Gambaran shoring system dapat dilihat pada gambar di bawah.

(Gambar shoring system dengan material baja).

Pemanfaatan shoring system sebagai penyangga atau sebagai platform untuk dudukan dongkrak hidrolik merupakan salah satu dari metode penyangga dongkrak yang ada.  Sistem penyangga lainnya dapat dibuat sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan di lapangan.

Pengangkatan girder jembatan harus dilakukan secara bersamaan pada satu baris pier head maupun abutment, baik gaya angkat maupun kecepatan laju pengangkatannya pada setiap balok girder.  Tinggi pengangkatan pada umumnya berkisar 1-2 cm untuk lama waktu pegangkatan hendaknya dilakukan dengan efisien selama proses pelepasan bantalan eksisting hingga pemasangan bantalan baru, hal yang paling penting dari setiap tahapan pekerjaan adalah penggunaan peralatan K3 yang tepat untuk masing-masing tenaga kerja dan prosedur kerjanya.

 

Sumber :

  • Hinawan Teguh Santoso dan Juandra Hartono, Jurnal Metode Penggantian Bantalan Karet Elastomer (Elastomeric Bearing Pad) Pada Jembatan (Studi Kasus: Jembatan Asahan, Jawa Tengah), Politeknik Pekerjaan Umum, 2020.
  • Studi Kasus Pekerjaan Pergantian Karet Bantalan Jembatan (Elastomer Bearing Pad) Proyek Tol Surgem Jembatan KM 756 PT. Qinar Raya Mandiri, 2024.

Share

Subscribe Sekarang

Dapatkan beragam artikel, cerita customer, berita seru, dan promo terbaru langsung melalui email Anda. Subscribe sekarang!